Sebuah Kisah

SEPULUH TAHUN LALU





Sepuluh tahun lalu
Oleh imam Syafi'i
Singkat cerita sebuah perjalan seseorang menitihkan sebuah carir di dunia, yang dia anggap sebuah perjalanan yang sangat menantang, bukan saja menantang bisa saja kejam, heran kagum pedih juga dia rasakan, impian yang sangat besar pada diri nya yang menjadikannya sebuah janji kepada diri sendiri untuk terus menikmati perjalanan hidup nya, diri ini menjelaskan bahwasanya buat apa kaki ini di ciptakan bukan untuk berjalan dan buat apa tangan ini di ciptakan buat meraih sebuah impian dan buat apa diri ini di berikan akal fikiran buat selalu mengfikirkan sesuatu yang sangat tinggi tinggi,
Aku pun tak seperti sekarang yang bisa di lihat dengan tenang, aku dulu orang kusam yang tak tau arah semua nya telah aku jelajahi, aku tak punya tempat berteduh, aku cuma tahu di mana aku mesenderkan diri ku ketika turun nya hujan, sempat kaki ku melepuh hingga tidak bisa buat aku berjalan, berdarah yang hanya aku usap dengan sehelai kain di pundak ku, berhari hari aku mengobati nya, sampai di sela waktu sore aku bertemu dengan orang separuh baya menghampiri ku.
Wahai anak muda kenapa kau berada disini ? Dan kenapa dengan kakimu ? Anak muda pun menjawab "aku ingin menaklukan kejam nya dunia ini, ingin menyejukkan diri ini", sang pemuda pun menoleh di bawah kaki sang kakek, memberinya alas kaki kepada sang anak.
Kenapa kakek berikan kepadaku ? Lantas setelah kakek berikan kakek memakai apa ?
Kakek menjawab "aku dulu sepertimu cita cita mu sungguh sangat besar aku hargai jiwa muda mu sangat membara yang bisa manghantarkan mu ke mana kau ingin kan yang bisa membebaskan mu dari gelap nya lorong ini.
Ujar dalam hati,pemuda
"Akan aku ingat selalu jasamu wahai orang tua akan aku ingat sampai akhir nanti betapa ihklas nya kau berikan alas ini, sedangkan kau pun tidak memakainya"sang kakek pun pergi dengan sepedah tua nya yang bising
Waktu terus berjalan hingga sang pemuda memulai menitihkan karir nya, betapa berat yang dia rasakan bukan dari dirinya sendiri baik dari sisi luar yang dia rasakan, panas hujan bukan lagi alasan, ejekan demi ejekan dari kerabat temen dekat bahkan orang yang singgah di hatipun kerap menghina dan kemudian pergi.
Tuhan tidak lupa bagaimana kuasa nya telah di perlihatkan 10 tahun berlalu sudah bukan waktu yang sebentar bagimana perjalan seseorang pemuda yang berkarir di masa gelap nya tapi satu hal yang kau tahu Tuhan maha adil kapan dan bagaimana Rizki yang telah di berikan rasa syukur yang telah di berikan kepada pemuda yang telah mencapai masa keemasan hingga seperti ini bagaimana mungkin ? Tapi itulah kenyataannya bisa sampai seperti ini aku pun tak sadar apa yang aku punya saat ini terasa semua tidak aku bayangkan
Satu janji yang masih saya ingat ketiaka sepuluh tahun lalu bertemunya aku kepada orang separuh baya yang rela memberikan sedikit Rizki yang beliau punyai dulu aku berjanji aku berikan sedikit harta yang aku berikan berupa materi aku bangunkan rumah jika beliau tidak mempunyai tempat tinggal
Lama dan sekian lama aku mencari beliau hari demi hari bulan demi bulan hingga genap beberapa bulan, Ahir nya kota demi kota aku jelajahi hingga dari pelosok pulau Jawa pun tak lupa aku datangi, apa mungkin beliau sudah pulang ke Rahmatullah ? Aku berasa belum hingga pada akhirnya di suatu tempat aku bertemu dengan beliau di kota
Pemuda "assalamualaikum"
Orangtua"waalaikumsalam"
Pemuda "bapak bagaimana kabarnya ?"
Orangtua"Alhamdulillah"
Pemuda"bapak dari mana aja ? "
Orangtua"saya bekerja wahai pemuda "
Pemuda "bapak lupa dengan saya ? "
Orangtua" siapa ya ? Sambil sedikit mengingat-ingat
Pemuda" sepuluh tahun lalu bapak berjumpa dengan saya, ketika bapak memberikan alas kaki kepada saya yang melihat kaki saya berdarah dan sakit"
Orangtua"apa benar ? "
Pemuda " memang benar aku lah anak itu wahai orangtua "
Orangtua" bagaimana kabarmu nak sekarang ? "
Pemuda " Alhamdulillah aku sekarang bisa seperti ini, sambil mata yang berkaca-kaca "
Orangtua "Allah itu maha adil "
Pemuda " sekarang bapak ikut saya pulang, akan aku antarkan bapak ke keluarga bapak"
Orangtua" aku tidak punya keluarga wahai pemuda , aku sudah di tinggalkan oleh keluarga ku, bahkan aku tidak tahu bagaimana kabar anak anak ku sekarang "
Pemuda " terhening, sudah ikut saja aku akan sudah aku anggap kau sebagai orang tua ku karena dengan doa dan motivasi mulah aku dapat seperti ini , akan aku bangun kan rumah untuk mu biar kau tak kepanasan dan ketika hujan kau tidak akan kebasahan "
Singkat cerita pulang lah orang tua ke rumah sang pemuda tersebut, dengan hadirnya orang tua sang pemuda merasa janji yang telah dia buat sepuluh tahun lalu sudah dia laksanakan dengan memberikan sedikit Rizki yang telah di punya kepada orang yang dia anggap berjasa yang membantu dirinya di saat sang pemuda kesusahan.
NB :di ambil dari kisah nyata seorang cendikiawan, juga penulis dari kota malang @nama samar
Hikmah cerita
" ketiak orang berbuat kebaikan maka Allah akan berikan kebaikan kepada dirinya, meski dengan siapa kita berbuat kebaikan yakin dengan kata ihklas dan rendah hati membantu Allah, akan berikan ganti nya ."

https://ibnuidriz.blogspot.com/2018/11/sepuluh-tahun-lalu.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Psikologi Dakwah (Karakteristik Manusia)

Makalah Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang